Tips jalan-jalan hemat di Amsterdam

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Amsterdam terbilang kota yang relatif mahal dibandingkan banyak kota lainnya di Eropa. Tetapi, seperti sudah kita tau, orang Indonesia tidak pernah kehabisan akal untuk mengatasi berbagai rintangan, termasuk mengatasi mahalnya biaya hidup di Amsterdam. Berikut adalah kiat-kiat hidup hemat di Amsterdam, tanpa sedikit pun mengurangi kenikmatan liburan di negeri kincir angin:

  1. Ikut tour GRATIS! Setiap hari ada tour yang berangkat dari Dam Square jam 10.00, 11.00, 13.00, dan 15.00. Cari saja tour guide yang menggunakan payung besar berwarna oranye. Setelah puas ikut tour jalan kaki bersama guide ini, Anda dipersilahkan kasih tips yang besarnya biasanya 3 – 7 euro. Jauh lebih murah kan dibanding menyewa pemandu wisata sendiri yang bisa mencapai 50 euro untuk 2 jam? Keterangan lengkapnya silahkan klik disini
  2. Kamar kecil. Tahukah Anda bahwa, berbeda dengan Indonesia dan Singapura,  di Eropa ini ke WC harus bayar? Besarnya antara 0,5 sampai 1 euro. Walaupun tidak besar, tapi sayang rasanya mengeluarkan kocek sekitar Rp 10 ribu hanya untuk 1x buang air kecil. Ditambah, banyak turis yang mengeluh sulitnya menemukan WC saat jalan-jalan di Amsterdam. Selain di stasiun kereta, WC dapat ditemukan di Mc Donald’s dan Burger King yang outletnya tersebar dimana-mana di kota ini. Dan kalau mau WC yang gratis, kunjungilah De Bijenkorf, sebuah department store termewah di Belanda yang pasti Anda lewati saat main di pusat kota Dam Square.
  3. Makan. Eating out in a restaurant sangat mahal, bisa mencapai 15 euro untuk siang hari dan 45 euro untuk malam hari. Makanan2 yang relatif murah dan mengenyangkan sekaligus mencoba citarasa lokal adalah gebakken kibbeling dan kapsalon. Di setiap pusat keramaian di negeri kincir angin, Anda pasti menemukan kios ikan, seperti foto di bawah ini. Ikan kibbeling goreng tepung adalah makanan yang sangat umum bagi orang Belanda, harganya 4,5 euro untuk porsi sedang. Selain itu, di toko Turki yang biasanya menyajikan kebab dan durum, toko kebab Belanda menyajikan “kapsalon” yaitu campuran semuanya: sayur-sayuran, daging doner yang banyak, lapisan keju yang tebal, serta tumpukan kentang goreng. Harganya 4,5 euro juga. Satu tips lagi tentang makanan: Jika penginapan Anda bukan di pusat kota, maka belanjalah di supermarket di sekitar penginapan Anda tersebut. Harga produk-produknya lebih murah daripada supermarket yang terdapat di pusat kota.
  4. Minum. Sangat disayangkan, jumlah drinking fountains di Amsterdam sedikit dibanding kota-kota lainnya di Eropa. Jadi, jangan lupa mengisi botol air minum Anda sebelum berangkat. Selain itu, jangan lupa untuk refill botol Anda di drinking fountains yang terdapat di Museumplein (tepatnya di depan Keyzer Cafe), Leidseplein (tepatnya di depan Burger King), serta playground yang terdapat di depan Heineken Experience.
  5. Penginapan. Ada alternatif selain hotel. Contohnya hostel atau apartemen milik sesama orang Indonesia. Yang paling penting adalah dimana Anda merasa aman serta yang berlokasi strategis. Salah satu contohnya adalah Penginapan Sambal Kerupuk.

 

 

 

 

 

Amsterdam for The Second Timers

Kota Amsterdam yang selalu dipenuhi turis sepanjang tahun sangat sayang jika dijelajahi hanya dalam waktu sesingkat 2-3 hari. Biasanya yang dikunjungi turis dalam 2-3 hari adalah Museum square, Dam square dan pertokoan sekitarnya, Red Light district, serta Volendam dan Zaanse Schans. Berikut adalah tempat atraksi yang saya nikmati selama tinggal a.k.a jalan-jalan di Amsterdam dua tahun ini:

1. Pasar terbuka. Yang paling terkenal dan touristic adalah Albert Cuyp Market. Jika Anda sudah pernah ke pasar ini, cobalah ke pasar lain yang banyak dikunjungi warga lokal yaitu Dappermarkt atau Ten Katemarkt. Semua pasar ini menjual jenis barang yang mirip seperti kuliner setempat, buah dan ikan segar, fashion, serta souvenir. Seperti dapat Anda tebak, Dappermarkt dan Ten Katemarkt menjual barang yang sama dengan Albert Cuyp tapi dengan harga jauh lebih murah. Cicipilah poffertjes, ikan kibbeling goreng, stroopwaffle, dan berbagai jenis keju di pasar-pasar ini. Ten Katemarkt mudah dikunjungi dengan Tram No 7 atau 17 turun di halte Ten Katestraat. Sedangkan keterangan tentang Dappermarkt dapat dilihat disini

2. Taman. Yang paling mudah dijangkau karena letaknya yang berdekatan dengan Museum square adalah Vondelpark. Jika Anda sudah pernah kesitu, jelajahi lah Amstelpark, Westerpark, dan Amsterdamse Bos. Taman-taman ini tidak kalah indah, malah lebih luas daripada Vondelpark, khususnya Amstelpark dan Amsterdamse Bos. Sebenarnya Amsterdamse Bos adalah Continue reading “Amsterdam for The Second Timers”

Hal Unik Persalinan di Belanda

1.    Pro alamiah
Di negeri ini, hamil adalah proses alami setiap wanita, itu bukan penyakit jadi tidak perlu dokter yang menangani, cukup bidan saja. Pertama kali ke bidan, saya kaget karena bidan hanya tekan-tekan perut dan memberitahu posisi bayi dalam perut. Berbeda dengan di Singapura dimana setiap check-up adalah saat yang saya tunggu-tunggu karena bisa melihat babydi layar monitor. Di Belanda total screeningdengan USG hanya 3x di seluruh periode hamil! Tetapi untungnya saya tidak kecewa dengan pelayanan bidan-bidan ini karena mereka selalu dapat menjelaskan dengan professional serta tidak perlu membayar apapun setiap check-up.
Begitu pula dengan melahirkan, penggunaan berbagai metode pereda nyeri seperti epidural tidak disarankan. Operasi cesar pun hanya dilakukan dalam kondisi terpaksa.

2.     Tradisi memotong tali pusar
Saat persalinan, para ayah diberi kesempatan untuk menggunting tali pusar bayi yang baru lahir. Itu ibarat pengesahan dimulainya Pak Ferry sebagai ayah 🙂
3.    Car seat
Meskipun tidak punya mobil, tapi kami punya baby car seat karena diperlukan untuk naik taxi saat pulang melahirkan dari RS. Taxi sini tidak bisa narik kalau anak-anak dipangku/digendong.
4.     Suster
Sebagai bagian dari peraturan pemerintah, setiap keluarga yang baru punya anak akan dibantu oleh suster selama 8 hari pertama sejak kelahiran anak. Suster tersebut yang akan mengajarkan cara mengganti popok, memandikan bayi, dsb. Asuransi yang menanggung biayanya.
5.     Sistem yang jelas
Disini semua institusi nampaknya berhubungan. Dalam minggu pertama kelahiran bayi, selain suster, bidan silih berganti datang ke rumah kami untuk memeriksa kondisi saya dan bayi. Dalam minggu pertama itu pula, secara otomatis petugas pemerintah kota datang untuk mengambil darah anak saya. Setelah itu, di minggu kedua, secara otomatis juga petugas posyandu lokal datang untuk menimbang bayi dan memberitahu jadwal kontrol dan imunisasi di posyandu. Mulai dari minggu kedua ini juga dokter umum dimana saya terdaftar ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan anak saya.

Menikmati Makanan Dari Berbagai Negara di NeighbourFood Market Amsterdam

Salah satu hal yang menarik ketika musim semi dan musim panas di Eropa adalah banyaknya festival atau acara outdoor yang bisa dikunjungi dan dinikmati bersama keluarga. Contohnya NeighbourFood Market yang minggu ini diadakan di Westergasfabriek, Amsterdam.

Di sana saya dan keluarga berkesempatan untuk mencoba berbagai macam makanan seru dari beberapa negara. Pilihan kami kali ini jatuh ke makanan dari Mexico, Argentina, Lebanon, Thailand, dan USA. Banyak ya? Maklum, perut memang lagi lapar dan cuaca sangat mendukung untuk menikmati sajian nikmat nan unik.

Selama di sana, kami juga mendapatkan informasi kalau festival ini diadakan minggu ke-3 setiap bulannya. Jadwal lengkap untuk tahun 2015 bisa dilihat disini: http://www.neighbourfoodmarket.nl/agenda/ 

Buat kamu yang berencana berkunjung ke Amsterdam di waktu-waktu tersebut, bisa jadi NeighbourFood Market ini dimasukkan ke dalam agenda perjalanan sebagai salah satu destinasi unik ketika berwisata di kota Amsterdam.